Postingan

Kemarin

Sepertinya baru kemarin aku masih mendengar dan melihatmu Sepertinya baru kemarin aku masih marasakan hangatnya sikapmu Sepertinya baru kemarin aku masih melihatmu berlalu lalang di depanku, dengan segala aktifitasmu Sejujurnya saat ini aku juga masih mendengar dan melihatmu dalam imajinasiku Aku masih merasakan hangatnya sikapmu dalam hatiku Aku masih melihatmu berlalu lalang di dalam kepalaku Baru saja kemarin aku memiliki seorang malaikat yang mampu menjadi tempatku bergantung. Baru saja kemarin aku bisa percaya dan merasakan tulusnya cinta dari orang lain. Baru saja aku berhasil meletakkan hatiku pada manusia lain. Sejauh ini aku menanggug semua lelahku sendiri, aku takut meluapan semunya kepada orang lain. Aku takut membebani orang lain. Aku takut mereka mengambil remeh atas apa yang menjadi masalahku. Aku merasa sia sia dan tidak ada gunanya menceritakan luka dan lelahku kepada orang lain. Namun, tidak denganmu. Kamu menerimaku dengan tangan terbuka. Sikapmu tulus dan penih cinta

Aku

Gambar
Pagi ini aku menyambangi kolase kolase masa lalu di dalam kepalaku. Aku menemukan bahwa ternyata perjalananku sejauh ini masih terlalu dini. Aku belum menemukan apa yang sesungguhnya ingin aku tuju. Seiring berjalannya waktu, seiring bertumbuhnya usia, seiring bertambahnya lika liku hidup, aku mulai menyadari bahwa pola pikirku menjadi semakin rumit. Aku terlalu bayak memikirkan sesuatu yang berada di luar kendaliku. Secara tidak sadar hal terasebut menjadi pembatas kebebasanku untuk bergerak maju. Aku takut, aku ragu, aku khawarir, aku merendahkanku. Aku sadar seharusnya aku tidak perlu memikirkan segala sesuatu yang berada diluar kendaliku, cukup fokus pada apa yang dapat kukendalikan. Namun seperti ada dua individu di dalam kepalaku. Ketakutan dan kekhawatiran itu selalu muncul meskipun di sisi lain kepalaku juga telah memberikan alarm untuk menghentikannya. Aku tidak suka sesuatu yang tidak sempurna. Dulu ketika aku ingin memulai sebuah projek, aku harus menyiapkan segala sesuatu d

Makhluk Bernama Manusia

Gambar
Chapter kali ini aku ingin membahas tentang manusia. Manusia secara utuh, terlepas dari segala sisi baik dan buruknya. Manusia yang hakikatnya merupakan Makhluk Tuhan, maha karya yang luar biasa dari pencipta jagat raya. Betapa hebatnya Makhluk bernama manusia ini. Mereka mampu beradaptasi dengan segala kondisi, dengan sangat cepat. Mereka mampu mengikuti roda perputaran waktu dengan segala musim dan medan yang harus dilalui. Meskipun harus tergempur pada awalnya, namun akhirnya mereka mampu. Manusia, Makhluk dengan akal dan pikiran yang membuatnya berbeda dari Makhluk lainnya. Mereka mampu bertahan menyesuaikan medan kala itu. Si Miskin entah dengan cara apapun akhirnya mampu bertahan hidup di tengah revolusi industri yang semakin menggilas kehidupan. Si sebatang kara yang akhirnya dapat menemukan lingkungan dan keluarga baru yang dapat menerima dan mendukungnya di tengah era tenolologi yang menggiring setiap individu manjadi mehluk individualis. Si penakut yang akhirnya berani melan

Mimpi yang Memisahkan

Gambar
Kali ini, satu hari telah berhasil dilalui kembali. Menambah satu kalimat untuk melengkapi sebuah paragraf dalam cerita kehidupanku. Tanpa sajak atau rima yang indah sehingga belum cukup mampu untuk memubuat orang lain tertarik.  Hari ini dunia baru mulai terbuka. Teman baru, lingkungan baru, dan tanggung jawab baru. Cukup menyenangkan sampai mampu membuat nafsu makanku tidak lenyap siang tadi. Wajah wajah baru yang cukup ramah dan selalu melempar senyum. Wajah wajah baru yang sepertinya selalu siap untuk dilempar pertanyaan bodohku. Wajah wajah baru yang sepertinya selalu siap untuk direpotkan olehku. Beberapa wajah lama yang menyambutku dengan senyum selamat datang. Beberapa wajah lama yang seolah mengatakan selamat berjuang untuk sekedar menguatkan.  Celotehan selingan ditengah peningnya kepala setelah ditempa ribuan ton material baru cukup mampu untuk melancarkan aliran darah di otak. Patut disyukuri untuk perjalanan hari ini. Banyak hal baru menghampiri. Meskipun beberapa orang la

Jeda: Beri Jarak

Gambar
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia jeda berarti " waktu berhenti (mengaso) sebentar". Bahkan dalam sebuah kalimat perlu adanya jada agar memili makna. Begitupun dengan hidup. Perlu jeda atau berhenti sejenak sekedar hanya untuk beristirahat dan menengok kembali ke belakang, mengingat kembali tujuan perjalanan ini. Tapi sepertinya jedaku kali ini akan ku isi dengan sesuatu yang aku suka dan ingin aku kembangkan. Jelas yang pertama melalui menulis di blog ini. Aku suka menulis, membayangkan kehidupan menjadi seorang penulis sepertinya cukup menyenangkan. Duduk didepan sebuah laptop, ditemani secangkir kopi di sebuah ruangan minimalis semi klasik, menelisik seluruh penjuru dunia dan mengeksplor pikiran, kemudian menuangkannya menjadi sebuah parafrase yang entah hanya untuk kubaca dan menjadi memori cadanganku, atau akan sangat menyenangkan apabila coretan itu mampu memberikan manfaat dan menginspirasi orang lain.  Perjalanan itu akan ku mulai dari sini, dari blog pribadi ini. Se

Maju atau Terus

Gambar
                                                   Setelah setahun bertahan, akhirnya gempuran itu datang. Sebenarnya aku termasuk orang yang sedikit takut dengan perubahan. Mempelajari hal baru memang cukup meyenangkan, tapi akan sangat menguras energi dan pikiran. Apalagi ditengah lingkungan baru yang belum terlalu kenal sebelumnya. Tapi, gak mugkin dong akan menjadi pribadi yang tidak bisa menerima perubahan terus menerus. Kali ini aku dipaksa roda perusahaan untuk menerima perubahan, berupa perpindahan. Sebenarnya tiga bulan terakhir ini cukup menguras tenaga dan pikairan ku. Bayangkan hanya dalam waktu dua bulan aku harus beralih sebanyak dua kali dari dua side yang berbeda. Baru mulai adaptasi, kini harus berpidah lagi. Yahhh...namanya juga buruh. Mau buka bisnis sendiri masih belum mampu eeheee. Yaudah ikuti dulu aja alurnya sambil disyukuri. Sejauh ini setelah merasakan pengalaman perpindahan dari dua side yang berbeda, sepertinya perubahan ridak terlalu menakutkan. Hanya untuk

Memulai Kembali

Gambar
Seperti anak bayi yang sedang mulai belajar tetang pernak pernik hidup. Pertama kali melihat dunia yang sangat luas degan semua hiruk pikuk aktivitas dan segala propertinya. Mulai belajar semua hal baru yang artinya pun dia sedang memuai kahidupan baru. Mulai belajar berbicara, merangkak, berjalan, mengenal lingkungan, mengenal teman, mengenal bermain dan semua hal yang mau tidak mau dia akan belajar dengan sendirinya. Akhirnya sekarang bisa menjadi seseorang yang ahli dalam hal tersebut.  Meskipun pada akhirnya takdir juga ikut andil. Seperti bayi yang terlahir dengan kondisi kurang sempurna, bisu misalnya. Ia tak bisa belajar berbicara seperti anak pada umumnya. Pada awalnya pasti orang terdekatnya dan dia sendiri sudah amencoba dan mengupayakan banyak hal. Usaha pasti telah diakukan secara maskimal sebelum pada akhirnya dia harus mengalah pada takdir. Suka tidak suka hidup harus terus berjalan. Maka sebagai penggantinya ia akan belajar dengana cara lain agar dapat tetap berkomunkasi